Rabu, 30 November 2016

Peribahasa

Peribahasa adalah kalimat atau kelompok kata yang tetap susunannya dan biasanya mengiaskan suatu maksud tertentu.
Contoh :
(1)  Seperti telur di ujung tanduk.
Artinya keadaan yang sangat gawat atau penting.
(2)  Besar pasak dari pada tiang.
Artinya besar pengeluaran dari pada pendapatan.

Dalam kehidupan sehari-hari, peribahasa sering dijadikan simbol atau mewakili maksud yang ingin diungkapkan misalnya: untuk mengilustrasikan orang yang ditak mempunyai pegangan hidup atau hidupnya tak tentu arah digunakan peribahasa: bagai anak ayam kehilangan induk.

Ungkapan (Idiom)


Ungkapan adalah satuan bahasa (kata, frasa, atau kalimat) yang maknanya tidak dapat dijelaskan menurut kaidah umum yang berlaku dalam bahasa tersebut. Ungkapan berfungsi untuk menghidupkan, melancarkan serta mendorong perkembangan bahasa indonesia.
Ciri-ciri ungkapan :
(1)    Konvensi
(2)    Dalam bentuk kata, frasa, dan bentuk kalimat.
(3)    Makna tidak dapat dijelaskan menurut kaidah
Contoh :
(1)    Ungkapan satu kata
·      Gula –gula : wanita piaraan.
·      Menghitamputihkan : sangat berkuasa
(2)    Ungkapan dua kata
·      Bercermin bangkai : menanggung malu
·      Mengadu domba  : memecah belah
·      Bogem mentah : pukulan
(3)    Ungkapan tiga kata atau lebih
·      Membuka pintu hati : menyadarkan
·      Diam seribu bahasa  : membisu
·      Dalam dua tengah tiga : selalu bimbang untuk memutuskan perkara.
(4)    Ungkapan dalam bentuk kalimat
·      Nona makan sirih : nama sejenis tanaman merambat

·      Puteri malu            : nama sejenis tanaman perdu

Sumber: Husin, M.M, dan Dra. Eni Rita Zahara.2009.Bahasa Indonesia SMK dan MAK. Jakarta: Erlangga.     

Majas (Gaya Bahasa)

Majas
Menurut Prof. Dr. H. G. Tarigan majas adalah cara mengungkapkan pikiran melalui bahasa secara luas yang memperlihatkan jiwa dan kepribadian penulis. Unsur kebahasaan antara lain: pilihan kata, frase, klausa dan kalimat.
Majas dapat dikelompokkan menjadi empat, yaitu :
a.  Majas perulangan
b.  Majas perbandingan
c.  Majas pertentangan
d.  Majas pertautan
Berikut adalah contoh majas yang sering digunakan secara umum :
a. Majas perulangan
(1)    Aliterasi
Aliterasi adalah majas yang berwujud perulangan konsonan pada suatu kata atau beberapa kata, biasanya terjadi pada puisi.
Contoh:        Kau keraskan kalbunya
                      Bagai batu membesi benat
                      Timbul telangkai bertongkat urat
                      Ditunjang pengacara petah pasih
(2)    Asonansi
Asonansi adalah majas repetisi yang berwujud perulangan vokal, pada suatu kata atau beberapa kata. Biasanya dipergunakan dalam puisi untuk mendapatkan efek penekanan.
Contoh:        Segala ada menekan dada
                             Mati api di dalam hati
                             Harum sekuntum bunga rahasia
                             Dengan hitam kelam
(3)    Anaphora
Anaphora adalah majas repetisi yang merupakan perulangan kata pertama pada setiap baris atau kalimat.
Contoh:        Kucari kau dalam toko-toko
                            Kucari kau karena cemas karena sayang
                            Kucari kau karena sayang karena bimbang
Kucari kau karena kaya mesti diganyang
(4)    Epifora
          Epifora adalah majas repetisi yang berupa perulangan kata pada akhir baris             atau kalimat berurutan.
Contoh:        Ibumu sedang memasak di dapur ketika kau tidur
Aku mencercah daging ketika kau tidur
(5)    Simploke
Simploke adalah majas repetisi yang berupa perulangan awal dan akhir beberapa baris (kalimat secara berturut-turut)
Contoh:        Ada selusin gelas ditumpuk ke atas. Tak pecah.
Ada selusin piring ditumpuk ke atas.Tak pecah.
Ada selusin barang lain ditumpuk ke atas. Tak pecah.

b.   Majas perbandingan
(1)  Perumpamaan
Perumpamaan adalah padanan kata atau simile yang berarti seperti. Secara eksplisit jenis majas ini ditandai oleh pemakaian kata: seperti, sebagai, ibarat, umpama, bak, laksana, serupa. 
Contoh: Seperti air dengan minyak.
(2)  Metafora
      Metafora adalah majas yang membandingkan dua hal secara implisit. 
      Contoh: Aku adalah angin yang kembara.
(3)  Personifikasi
Personifikasi adalah majas yang melekatkan sifat-sifat insani pada barang atau benda yang tidak bernyawa ataupun pada ide yang abstrak.
(4)  Alegori
Alegori adalah majas yang menggunakan lambang-lambang yang termsuk dalam alegon. Antara lain:
Fabel, contoh         : kancil dan buaya
Parabel, contoh     : cerita adam dan hawa
(5)  Antithesis
Antithesis adalah majas yang mengandung gagasan-gagasan yang bertentangan.
Contoh: Dia gembira atas kegagalanku dalam ujian.
(6)  Plesonasme
Plesonasme adalah penggunaan kata yang mubazir yang sebenarnya tidak perlu.
Contoh: Capek mulut saya berbicara.
(7)  Tautology
Tautology adalah majas yang menggunakan kata atau frasa yang seperti dengan kata yang telah disebutkan terdahulu.
Contoh: Apa maksud dan tujuannya datang ke mari?

c.   Majas pertentangan
(1)  Hiperbola
Hiperbola adalah majas yang mengandung pernyataan yang berlebih baik jumlah, ukuran maupun sifatnya dengan tujuan untuk menekan, memperhebat, meningkatkan kesan, dan pengaruhnya.
Contoh: Pemikiran-pemikirannya tersebar keseluruh dunia.
(2)  Litotes
Litotes adalah majas yang berupa pernyataan yang bersifat mengecilkan kenyataan yang sebenarnya.
Contoh: Apa yang kami berikan ini memang tak berarti buatmu.
(3)  Ironi
   Ironi adalah majas yang berupa pernyataan yang isinya bertentangan dengan kenyataan yang sebenarnya.
     Contoh: Bagus benar rapormu Mir, banyak merahnya.
(4)  Satire
Satire adalah majas berupa argumen atau puisi atau karangan yang berisi kritik sosial baik secara terang-terangan maupun bersembunyi.
Contoh:       
Jemu aku dengan bicaramu
Kemakmuran, keadilan, kebahagiaan
Sudah sepuluh tahun engkau bicara
Aku masih tak punya celana
Budak kurus pengangkut sampah
(5)  Paradoks
Pradoks adalah majas yang mengandung pertentangan yang nyata dengan fakta-fakta yang ada.
Contoh: Teman akrab adakalanya merupakan musuh sejati.
(6)  Klimaks
Klimaks adalah majas yang berupa susunan ungkapan yang makin lama makin mengandung penekanan atau makin meningkat kepentingannnya dari gagasan atau ungkapan sebelumnya.
Contoh: Hidup kita diharapkan berguna bagi saudara, masa orangtua, nusa bangsa, dan Negara.
(7)  Antiklimaks
Antiklimaks adalah sautu pernyataan yang berisi gagasan-gagasan yang disusun dengan urutan dari yang penting hingga yang kurang penting.
Contoh: Jangankan sepuluh ribu, seribu atau seratus, satu rupiah pun aku tak punya.
(8)  Sisnisme
Sinisme adalah majas yang berupa sindiran yang berbentuk kesangsian yang mengandung ejekan terhadap keikhlasan atau ketulusan hati.
Contoh: Anda benar-benar hebat sehingga pasir di gurun sahara pun dapat Anda hitung.
(9)  Sarkasme
Sarkasme adalah majas yang mengandung sindiran atau olok-olok yang pedas atau kasar.
Contoh: kau memang benar-benar bajingan.

d.    Majas pertautan
(1)    Metonimia
Metonimia adalah majas yang menggunakan nama barang, orang, hal, atau ciri sebagai pengganti barang itu sendiri.
Contoh: Parker jauh lebih mahal daripada pilot.
(2)    Sinekdoke
Sinekdoke adalah majas yang menyebutkan nama sebagian nama pengganti barang sendiri.
Contoh Sinekdoke pars pro toto: Lima ekor kambing telah dipotong pada acara itu.
Contoh Sinekdoke totem pro parte: Dalam pertandingan itu Indonesia menang satu lawan Malaysia.
(3)    Alusio
Alusio adalah majas yang menunjukkna saecara tidak langsung ke suatu peristiwa atau tokoh yang telah umum dikenal/diketahui orang.
Contoh: Apakah peristiwa Madiun akan terjadi lagi di sini?
(4)    Eufimisme
Eufimisme adalah ungkapan yang lebih halus sebagai pengganti ungkapan yang dirasa lebih kasar yang dianggap merugikan atau yang tidak menyenangakan.
Contoh: Tunasusila sebagai pengganti pelacur.
(5)    Elipsis
Elipsis adalah majas yang di dalamnya terdapat penganggalan atau penghilangan salah satu atau beberapa unsur penting dari suatu kontruksi sintaksis.
Contoh:      Mereka ke jakarta minggu lalu (perhitunga prediksi)
Pulangnya membawa oleh-oleh banyak sekali (penghilang subjek)
                          Saya sekarang sudah mengerti (penghilangan objek)
                          Mari makan (penghilangan subjek dan objek)
(6)    Asindeton
Asindeton adalah majas yang berupa sebuah kalimat atau suatu kontruksi yang mengandung kata-kata yang sejajar, tetapi tidak dihubungkan dengan kata-kata penghubung.
Contoh: ayah, ibu, anak merupakan inti dari sebuah keluarga.
(7)    Polisitendon
Polisitendon adalah majas yang berupa sebuah kalimat atau sebuah konstruksi yang mengandung kata-kata yang sejajar dan dihubungkan dengan kata-kata penghubung.

Contoh: pembangunan memerlukan sarana dan prasarana juga dana serta kemampuan pelaksana.

Sumber: Husin, M.M, dan Dra. Eni Rita Zahara.2009.Bahasa Indonesia SMK dan MAK. Jakarta: Erlangga.